A. Perkembangan Pengangguran
Awal ledakan
pengangguran sebenarnya bisa diketahui sejak sekitar tahun 1997 akhir atau1998
awal. Ketika terjadi krisis moneter yang hebat melanda Asia Tenggara yang
mendorong terciptanya likuiditas ketat sebagai reaksi terhadap gejolak moneter.
Di Indonesia, kebijakan likuiditas atas 16 bank akhir November 1997 saja sudah
bisa membuat sekitar 8000 karyawannya menganggur dan dalam selang waktu yang
tidak relatif lama, 7.196 pekerja dari 10 perusahaan sudah di PHK dari
pabrik-pabrik mereka di Jawa barat, Yogyakarta, dan Sumatra selatan berdasarkan
data pada akhir Desember 1997. Ledakan pengangguran berlanjut di tahun 1998,
dimana sekitar 1,4 juta pengangguran terbuka baru akan terjadi. Dengan
perekonomian yang hanya tumbuh sekitar 3,5 sampai 4% maka tenaga kerja yang
bisa diserap sekitar 1,3 juta orang dari tambahan angkatan kerja sekitar 2,7
juta orang. Sisanya menjadi tambahan pengangguran terbuka. Total pengangguran
jadinya akan mempunyai 10 juta orang.
Berdasarkan pengalaman,
jika kita mengacu pada data-data pada tahun 1996 maka pertumbuhan ekonomi
sebesar 3,5 sampai 4% belumlah memadai, seharusnya pertumbuhan ekonomi yang
ideal bagi Negara berkembang macam Indonesia adalah di atas 6%.
Berdasarkan data
sepanjang di tahun 1996 perekonomian hanya mampu menyerap 85,7 juta orang dari
jumlah angkatan kerja 90,1 juta orang. Tahun 1996 perekonomian mampu menyerap
jumlah tenaga kerja dalam jumlah relative besar karena ekonomi nasional tumbuh
hingga 7,98%. Tahun 1997 dan 1998, pertumbuhan ekomi dapat dipastikan tidak
separah tahun 1996. Pada tahun 1998 krisis ekonomi bertambah parah karena
banyak wilayah Indonesia yang diterpa musim kering, inflasi yamg terjadi di
banyak daerah, krisis moneter di dalam negeri maupun di Negara-negara mitra dagang
seperti sesama ASEAN,Korsel dan Jepang akan sangat berpengaruh. Jika kita masih
berpatokan pada asumsi keadaan diatas, maka ledakan pengangguran diperkirakan
akan berlangsung terus sepanjang tahun-tahun ke depan.
Memang ketika kita
menginjak tahun 2000, jumlah pengangguran di tahun 2000 ini sudah menurun di
banding tahun 1999. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2000 yang
meningkat menjadi 4,8 persen.
Pengangguran tahun 1999 yang semula 6,01 juga
turun menjadi 5,87 juta orang. Sedang setengah pengangguran atau pengangguran
terselubung juga menurun dari 31,7 juta menjadi 30,1 juta orang pada tahun
2000. Jumlah pengangguran saat ini mencapai sekitar 35,97 juta orang,namun
pemerintah masih memfokuskan penanggulangan pengangguran ini pada 16,48 juta orang.
Jumlah pengangguran saat ini yaitu pada tahun 2001 mencapai 35,97 juta orang
diperkirakan bisa bertambah bila pemulihan ekonomi tidak segera berjalan dengan
baik. Karena hal inilah maka pemerintah perlu berusaha semaksimal mungkin untuk
mencari investor asing guna menanamkan modalnya disini sehingga lapangan
pekerjaan baru dapat tercipta untuk dapat menyerap sebanyak mungkin tenaga
kerja.
B. Penyebab Terjadinya Pengangguran
Angkatan kerja yang
berasal dari keluarga yang berpenghasilan menengah kebawah kesulitan untuk
menyekolahkan atau membiayai anaknya.persyaratan yang diminta oleh perusahaan
misalnya adalah pendidikan dan keahlian khusus. Pendidikan dan keahlian khusus
tidak dimilikinya karena tidak dapat sekolah maupun pendidikan yang lain. Hal
inilah yang biasanya tidak diterima dalam kesempatan kerja.
Adapun penyebab lain
timbulnya pengangguran yaitu:
Ø Penduduk
relatif banyak sedangkan kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan relatif
rendah. Jumlah penduduk yang cukup tinggi tetapi tidak diimbangi dengan
lapangan kerja, maka jumlah angkatan kerja tidak semua tertampung dalam dunia
kerja.
Ø Pendidikan
dan keterampilan yang rendah. Pendidikan dan keterampilan yang rendah tidak
dibutuhkan oleh pihak badan usaha karena dengan pendidikan yang rendah dan
keterampilan yang rendah tidak akan meningkatkan produktifitas kerja dan hasil
produksi.
Ø Teknologi
yang semakin maju yang belum terimbangi oleh kemampuan manusia. Teknologi dan
kemampuan yang tinggi begitu cepat tidak diimbangi dengan kemampuan manusia
untuk menguasai maka banyak badan usaha hanya menerima yang mampu menguasai
teknologi tersebut. Bagi yang tidak mampu menguasai teknologi tersebut akan
tersingkir dalam persaingan kerja.
Ø Pengusaha
yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan seperti
penerapan rasionalisasi. Pengusaha hanya menerapkan berpikir rasionalis
sehingga tenaga kerja di paksa untuk bekerja seoptimal mungkin untuk mengejar
target . apabila tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan target, maka tenaga
kerja tersebut tidak diperlukan lagi.
Ø Adanya
lapangan kerja dipengaruhi oleh musim. Pekerjaan yang dipengaruhi oleh musim
dapat menibulkan pengangguran seperti pertanian, perkebunan setelah masa
menanam selesai maka banyak tenaga kerja tinggal menunggu hasilnya. Untuk menunggu
hasil, kebanyakan dari mereka menganggur dan akan bekerja kembali apabila nanti
musim panen telah tiba.
Ø Ketidak
stabilan perekonomian, politik dan keamanan Negara. Kestabilan perekonomian
politik dan keamanan Negara dapat menimbulkan pengangguran.perekonomian yang
lesu, politik yang tidak menentu dan tidak ada jaminan keamanan menyebabkan
para pengusaha akan berpikir untuk melanjutkan usahanya. Dengan keadaan yang
tidak menentuk akan menimbulkan kerugian usaha. Untuk menghindari krugian, maka
jumlah produk di batasi atau menutup usahanya, tidak memperluas usahanya. Hal
ini akan menimbulkan pengangguran.
Pengangguran umumnya disebabkan oleh jumlah angkatan kerja
atau para pencari kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang
ada yang mampu menyerapnya. Selain hal tersebut, salah satu faktor yang
mengakibatkan tingginya angka pengangguran di Negara kita adalah terlampau
banyak tenaga kerja yang di arahkan ke sektor formal sehingga ketika mereka
kehilangan pekerjaan di sektor formal, mereka akan kelabakan dan tidak bisa
berusaha untuk menciptakan pekerjaan sendiri di sektor informal. Justru
orang-orang yang kurang berpendidikan bisa melakukan inovasi menciptakan kerja,
entah sebagai joki yang menumpang di mobil atau joki payung kalau hujan.
Selain masalah
pekerjaan, pengangguran juga dapat disebabkan oleh terjadinya urbanisasi.
Dengan mengingat pertumbuhan urbanisasi yang pesat, ini berarti terjadi
kenaikan dalam tingkat pengangguran diseluruh Negara berkembang. Fakta- fakta
tersebut tidak bertentangan dengan pandangan umum bahwa ada kenaikan tingkat
pengangguran yang cukup besar, terutama pada dasawarsa 1950-1960. Sekalipun
demikian, kenaikan itu ( bila terjadi ) buruknya keadaan pasar kesempatan kerja
lebih cenderung menyebabkan peningkatan setengah pengangguran ketimbang
peningkatan pengangguran.
C. Akibat Adanya Pengangguran
Pengangguran sering
kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menyebabkan timbulnya efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi
juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu Negara .
Akibat dari lamanya
menganggur, tidak sedikit para penganggur yang mencari jalan keluar dengan
mencari nafkah yang tidak halal. Banyak dari mereka yang menjadi pencopet, penjaja
seks, pencuri,preman, penjual narkoba, dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit
dari mereka yang dibayar untuk berbuat rusuh atau anarkis demi kepentingan
politik salah satu kelompok tertentu yang masih erat hubungannya dengan para
pentolan ORBA. Ada juga yang menyebarkan diri menjadi anggota laskar jihad yang
dikirim ke ambon dengan dalih membela agama. Padahal disana mereka hanya
menjadi perusuh yang doyan menjarah, memperkosa,dan membunuh orang-orang Maluku
yang tidak berdosa.
Jika masalah pengangguran
yang demikian pelik dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar kemungkinan
untuk mendorong suatu krisis sosial. Suatu krisis sosial ditandai dengan
meningkatnya angka kriminalitas, tingginya angka kenakalan remaja, melonjaknya
jumlah anak jalanan atau preman, dan besarnya kemungkinan untuk terjadi
berbagai kekerasan sosial yang senantiasa menghantui masyarakat kita.
D. Perbedaan Pengangguran di kota
Negara Sedang Berkembang dan di Kota Negara Maju
Apabila ditinjau keadaan masa kini,
tidak dapat disangsikan bahwa tingkat pengangguran di kota Negara industri jauh
lebih rendah dari pada tingkat pengangguran di kota Negara sedang berkembang.
Hal ini pertama-tama disebabkan oleh cukup rendahnya tingkat pengangguran pada
umumnya di Negara maju. Untuk Negara barat, secara keseluruhan, dalam dua
dasawarsa terakhir pengangguran diperkirakan kurang dari 3 % selama masa-masa
pertumbuhan ekonomi dan sekitar 4,5 %
pada tahun-tahun resesi, sehingga rata-rata selama periode sesudah
perang mendekati 3 % ( yaitu kurang dari separuh tingkat pengangguran di Negara
sedang berkembang).
Rendahnya tingkat
pengangguran umum ini dan besarnya jumlah angkatan kerja di kota merupakan
petunjuk rendahnya tingkat pengangguran di kota, dan ini didukung oleh angka
statistik. Lebih dari itu, tampaknya ada kecenderungan baru yang cukup luas
bahwa tingkat pengangguran di kota lebih rendah dari pada di daerah pedesaan.
Di Amerika serikat contohnya, misalnya tingkat pengangguran pada tahun 1960
mencapai 3,9 % di seluruh wilayah Negara, tetapi hanya 3,5 % dikota-kota dan
3,4 % di kota-kota terbesar. Namun urutan tingkat pengangguran menjadi terbalik
dalam masa-masa resesi.
E. Jenis dan Macam-macam Pengangguran
Macam-macam pengangguran
dilihat dari jam kerjanya dapat dibagi menjadi:
·
Pengangguran terbuka ( open unemployment
)
Pengangguran
terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
·
Setengah menganggur ( under unemployment
)
Setengah
menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
ketiadaan lapangan pekerjaan atau atau pekerjaan, atau pekerja yang bekerja
kurang dari 35 jam seminggu.
·
Pengangguran terselubung ( disguised
unemployment )
Pengangguran
terselubung adalah tenaga kerja yang yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Macam pengangguran
menurut Keynes:
§ Pengangguran
yang disengaja (voluntary unemployment )
Pengangguran
yang disengaja adalah pengangguran yang terjadi karena ada pekerjaan yang
ditawarkan tetapi orang yang menganggur tidak mau menerima pekerjaan tersebut
dengan upah yang berlaku.
§ Pengangguran
yang tidak disengaja ( involuntary unemployment )
Pengangguran
yang tidak disengaja adalah pengangguran yang tejadi apabila seseorang menerima
pekerjaan dan upah yang berlaku tetapi pekerjaannya tidak ada.
F. Cara-cara Mengatasi Pengangguran
Adapun cara-cara untuk
mengatasi pengangguran adalah sebagai berikut:
v Mendorong
majunya pendidikan
Meningkatkan
latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan seperti tuntutan industri
modern.
v Meningkatkan
dan mendorong kewiraswastaan .
v Mendorong
terbukanya kesempatan usaha-usaha informal.
v Meningkatkan
usaha trasmigasi.
v Meningkatkan
pembangunan dengan system padat karya.
v Mengidentifikasikan
program keluarga berencana.
v Membuka
kesempatan ke luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar